Minggu, 20 April 2014

sudah.

kamu yang dulu kuat sekarang rapuh, apa kabar ?
aku tau kita lebih baik dari ini, tapi entah masalah hati masing-masing
menulis dan menulis yang sekarang bisa ku lakukan untuk mengatakan perasaan rindu yang selama ini diam
aku jahat karena menyuruhnya untuk diam jika dia memanggil namamu bahkan sekedar melirik fotomu
entah kau tau atau tidak jika kini hatiku sedang tak baik, dia mencarimu, mencari sosokmu yang selalu menggenggamku, sedangkan aku mudah begitu saja melepaskanmu

bicara masalah kenangan, ah sudahlah ini hanya membuat mataku mengucurkan sesuatu karena kesalahanku
jika aku dapat menangis di depanmu maka akan ku lakukan sekarang, tapi aku tak sebodoh itu yang menemuimu lalu menangis lalu pergi lagi
aku selalu berdoa agar kamu dan dia yang terbaik untukmu segera dipertemukan, lalu biarkan aku dengan segala air mata dan perasaan rinduku untuk berhenti disini, melihatmu bahagia

memang benar jika aku harus menyibukkan diri untuk sekedar lupa tentang kita
membunuh dengan tega segala kerinduan yang muncul
aku yang setiap detik selalu menikam hatiku sendiri karena ulahku sendiri

percayalah akan ada wanita terbaik untukmu
percayalah pilihanNya adalah yang terbaik bagimu
percayalah jika perpisahan ini adalah sudah jalan dariNya untuk kita menjadi lebih baik bersama orang baru
percayalah jika Dia Maha Mengetahui segala yang terbaik untuk umatNya



Senin, 24 Maret 2014


Yang aku perjuangkan, Yang kau abaikan.

Setiap orang punya kisahnya masing-masing. Dalam kisahnya, ia harus berjuang, berdiam dan menunggu  pun juga adalah bagian dari perjuangan. Menunggu. Itulah yang selama ini kulakukan, sebagai wujud dari perasaanku yang entah mengapa masih ingin memperjuangkanmu.

Aku tahu, setiap malamku selalu ku isi dengan kenangan dan ingatan. Kenyataan yang harus kuterima, kau tak ada di sampingku, entah untuk menenangkan sedihku dan merangkul kesepianku. Dengan sikapmu yang tidak peka seperti itu, mengapa aku masih ingin memperjuangmu ? Aku tak tahu, jadi jangan tanyakan padaku mengapa aku juga bisa mencintaimu dengan cinta yang tak benar-benar ku pahami.

Ada perasaan rindu yang tidak benar-benar aku ungkapkan. Rindu yang ku diamkan, terlalu sibuk dalam penantian hingga berakhir pada air mata. Apakah kau tahu hal itu ? Tentu tidak, kau tidak memedulikanku sedalam aku memedulikanmu. Tak ada cinta di matamu, sedalam cinta yang ku punya. Tapi, dengan kebutaan dan kebisuan yang ku punya, aku masih ingin mempertahankan "kita" yang sebenarnya membuahkan sakit bagiku.

Kekhawatiranku, yang tak pernah ku ceritakan padamu, tentu tak pernah kau pikirkan. Doaku yang ku sebutkan tentu tak seperti doa yang selalu kamu ucapkan. Perbedaan ini sungguh membuatku seakan tak mengerti apa-apa. Ketakutanku membungkam segalanya. Apakah kamu pantas diperjuangkan sejauh ini? Akankah kebersamaan kita punya akhir bahagia?

Aku takut.... aku takut dengan banyak hal yang diam-diam menyerang kita dari belakang. Kebersamaan kita, yang memang tak berjalan dengan mudah ini cukup membuatku lelah. Aku ingin berhenti memperjuangkanmu. Aku lelah dihantui kabut hitam yang menodai pencarianku selama ini. Aku inginkan matahari, bukan mendung seperti ini. seringkali ku maklumi kesalahanmu, dan selalu kuberikan senyum terbaik ketika sesungguhnya aku ingin menangis.